Pasca Dapatkan Izin Penyiaran, Radio Akademia Uji Coba Siaran

STAIN Parepare--- Radio Akademia jurusan Dakwah dan Komunikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare memasuki uji coba siaran setelah mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran pada 28 Maret 2018.

Izin tersebut diterima langsung oleh Ketua STAIN Parepare Ahmad Sultra Rustan di Kantor KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) provinsi Sulawesi Selatan. Muhammad Saleh Ketua jurusan Dakwah dan Komunikasi yang turut menyaksikan proses penerimaan izin penyelenggaraan penyiaran mengaku bersyukur.  “Alhamdulillah sekarang sudah dikeluarkan izin penyiaran.  Keaktifan sekarang masih uji coba,” ungkap Muhammad saleh saat ditemui di kantor jurusan Dakwah dan Komunikasi (09/04).

Radio akademia yang menggunakan frekuensi 107,7 FM nantinya akan digunakan  sebagai laboratorium mahasiswa. “Radio ini adalah laboratorium yang diperuntukkan untuk jurusan Dakwah dan Komunikasi artinya fasilitas radio ini dimanfaatkan oleh seluruh program studi yang ada di jurusan Dakwah dan Komunikasi,” terang  Muhammad Saleh yang juga selaku pendiri dalam menajemen radio.

Setelah memasuki uji coba siaran, pihak radio akademia akan melakukan perekrutan crew radio mulai dari penyiar, reporter dan bagian produksi.  Nurhakki selaku Ketua Badan Pelaksana Radio Akademia mengungkapkan kriteria penerimaan crew radio meliputi crew yang memiliki pemahaman penyiaran baik sistem regulasi penyiaran radio, teknis, produksi  maupun penyiar.



Hal tersebut dilakukan sebab siaran radio akademia menggunakan frekuensi publik. ”Apabila tidak digunakan sesuai peruntukkan maka akan mendapat sanksi sesuai regulasi yang ada. Siaran itu bukan ajang coba-coba, itu pesan dari Kominfo. Apabila digunakan untuk praktikum mahasiswa maka tidak diperkenankan untuk keluar jadi sifatnya tidak on air dan mahasiswa yang telah lolos itulah yang diberikan tugas on air,” jelas Nurhakki.

Selain itu, Muhammad Saleh juga berharap agar radio akademia tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. “Radio ini bisa menjadi media dakwah dan media komunikasi. Selain pengembangan kompetensi mahasiswa itu sendiri, juga bisa menjadi penyejuk pendengarnya”, harapnya.

Komentar